KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor risiko tingginya prevalensi gastritis di Sumatera Barat”.
Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu Lilimiwirdi, S.S., M.Hum. selaku pembimbing materi dalam pembuatan karya tulis ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan karya tulis ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya upaya pencegahan penyakit gastritis.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
Padang, Mei 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling kerja sama dalam
mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salah satu system yang
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat penting
dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel di tubuh. Sistem pencernaan melibatkan organ-organ
penting, salah satunya adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan
dan penyerapan karbohidrat dan lapisan mukosa lambung menghasilkan asam lambung
(HCL) yang dalam kadar normal fungsinya sangat penting. Lambung (gaster) bisa
mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung, jika pola hidup seperti
pola makan dan diet yang tidak normal atau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa
mengakibatkan gastritis atau maag.
Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan penyakit maag merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang sering kita dengar dalam kehidupan
seharihari. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut dan kronis. Gejala gastritis antara lain
adalah rasa terbakar di perut bagian atas, kembung, sering bersendawa,mual-mual
dan muntah(1) .
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
Penyakit Dalam. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan
biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri(3). Badan penelitian
kesehatan dunia WHO pada tahun 2012, mengadakan tinjauan terhadap beberapa
Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis
di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan
Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang
dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang
secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1%
dan bersifat asimptomatik(4).
Persentase dari angka
kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian
gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396
kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2010, gastritis merupakan peringkat ke lima dari 10 besar
penyakit terbanyak pasien rawat inap yaitu 24,716 kasus dan peringkat ke enam
dari 10 besar penyakit terbanyak rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia yaitu
88,599 kasus(5,6). Angka 3 kejadian gastritis pada beberapa daerah
di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
penduduk.Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI dan angka kejadian gastritis tertinggi mencapai 91,6%
yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%,
Denpasar 46%,Jakarta 50%, Bandung 32,5%,Palembang 35,35%,Aceh 31,7%, dan
Pontianak 31,2%(7). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Barat tahun 2013 dan data tahun 2014 menurut urutan 10 besar
penyakit terbanyak diSumatera Barat gastritis menempati urutan ke 2 (dua)
dengan jumlah penderita sebesar 202.138 kasus(8).
Penyakit gastritis merupakan penyakit pencernaan sehingga pengaturan zat
makan yang masuk merupakan faktor utama untuk menghindari gastritis. Penyakit
gastritis dapat disebabkan antara lain: kurang memperhatikan pola makan,
obat-obatan, alkohol, infeksi bakteri, kondisi stres dan penyakit. Selain itu
beban kerja yang tinggi ditambah berbagai persoalan hidup yang tak kunjung
selesai membuat orang cenderung dihinggapi penyakit gastritis. Pencegahan
gastritis dilakukan dengan memperhatikan pola makan dan zat-zat makanan yang
dikonsumsi seperti mengurangi makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung
dan kurangi stres.
Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental
yang merupakan salah satu pemicu munculnya gastritis karena dapat menyebabkan aliran
darah ke mukosa dinding lambung berkurang sehingga terjadi peningkatan
permeabilitas dinding lambung. Stres menyebabkan sistem saraf di otak yang
berhubungan dengan lambung mengalami kelainan karena ketidakseimbangan. Stres
juga mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang bisa merangsang
produksi asam lambung secara berlebihan. Selain itu stres dapat menimbulkan
dampak negatif lain bagi individu yaitu pada fisiologis berupa keluhan seperti
sakit kepala, sembelit, diare, sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan
darah tinggi, kelelahan, sakit perut, maag, berubah selera makan, susah tidur
dan kehilangan semangat.
Gastritis merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Penyakit
ini dianggap remeh dan sering dianggap penyakit yang sederhana, sehingga
penderita cenderung mengobati sendiri. Akibat pengobatan yang salah ataupun
tidak tuntas penyakit ini kerap kambuh dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dampak gastritis dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya suatu
luka dalam perut yang dapat menimbulkan nyeri ulu hati yang sangat perih. Luka
pada dinding lambung seringkali karena peningkatan pengeluaran asam lambung
selanjutnya akan meningkatkan motilitas lambung dan jika dibiarkan lebih lanjut
dapat menyebabkan tukak lambung, pendarahan hebat, dan kanker. Kanker lambung
masih menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor dua di dunia. Terjadinya
kanker lambung 4 pada dasarnya di dahului terjadinya tukak lambung atau
gastritis. Apabila pertolongan terlambat dilakukan maka hal yang fatal dapat
terjadi.
Melihat data dan keterangan di atas maka hal ini menunjukkan bahwa
permasalahan gastritis memiliki tingkat keseriusan yang cukup tinggi dalam
dunia kesehatan masyarakat khususnya di Provinsi Sumatera Barat. Untuk itu maka
peneliti tertarik mengetahui “Faktor risiko tingginya prevalensi gastritis di
Sumatera Barat”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah peneliti ingin mengkaji “Faktor risiko tingginya
prevalensi gastritis di Sumatera Barat”.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan
Umum
Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa aja faktor resiko tingginya prevalensi gastritis di
Sumatera Barat
1.3.2 Tujuan
Khusus
1. Mengetahui
tentang pengertian gastritis
2. Mengetahui
tentang penyabab gastritis
3. Mengetahui
tentang tanda dan gejala gastritis
4. Mengetahui
tentang penyebaran penyakit gastritis di Sumatera Barat.
5. Mengetahui
tentang pencegahan gastritis
6. Mengetahui
tentang perawatan gastritis dirumah
7. Mengetahui
tentang pengobatan gastritis.
1.4 MANFAAT
1.
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
penulis tentang faktor risiko upaya pencegahan penyakit gastritis.
2.
Sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat
tentang hubungan pola makan dan stres dengan kejadian gastritis.
3.
Dapat dijadikan dasar dalam penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan gastritis