



OBJEK WISATA SUMATERA BARAT
KELOMPOK 3
1. MEUTIA SAVITRI
2. MUHAMMAD FICKY RAMADHAN
3. MUHAMMAD RAIHAN BRAJA GITAWAMA
4. NI PUTU EKA BUDI P.W.D
XI MIA 1
SMAN 10 PADANG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan
kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan
dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan karya tulis ini.
Karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang Batusangkar dan tempat-tempat bersejarahnya, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan melihat secara langsung ke
tempat tujuan. Karya ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini memuat tentang Batusangkar dan tempat
bersejarahnya yang pada bulan Mei kami kunjungi. Walaupun karya ilmiah ini
mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca.
Semoga Karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya ilmiah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Kelompok 3
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Obyek wisata yang ada di Nagari Pariangan,
Batusangkar merupakan salah satu dari kekayaan alam yang patut untuk
dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi
keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik
minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian
telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah Negara, terlebih
bagi Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang
luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam,
aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.Usaha mengembangkan suatu
daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.
Keberadaan budaya banyak memberikan manfaat bagi
bangsa kita. Dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat
dijadikan objek tujuan wisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.
Sementara itu, dari budaya sendiri akan dibarengi kepariwisataan ini juga mampu
memunculkan adanya usaha usaha dari industri kreatif, dimana keduanya saling
bersinergi dan saling mempengaruhi.
Pariwisata selalu berkaitan erat dengan ekonomi.
Bahkan sering kali kita meyebutnya dengan ekonomi kreatif. Dimana dalam ekonomi
kreatif orang orang selalu mengedepankan idenya supaya apapun yang mereka buat
menjadi bernilai ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya,
bahkan kadang tanpa disadari mereka juga telah ikut serta dalam mengembangkan
ekonomi negara ini.
Di sumatera Barat banyak berbagai tempat-tempat
obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri
dengan ciri khasnya masing-masing.
Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya : KuburanPanjang,PrasastiPariangan,Masjid Ishlah, TabekPatah,
DangauKawa.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Tugas dari guru yang bersangkutan.
2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Obyek Wisata di Batusangkar
3. Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata Batusangkar secara langsung.
4. Penulis ingin mengetahui letak-letak tempat pariwisata Batusangkar.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Tugas dari guru yang bersangkutan.
2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Obyek Wisata di Batusangkar
3. Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata Batusangkar secara langsung.
4. Penulis ingin mengetahui letak-letak tempat pariwisata Batusangkar.
B. Tujuan
Tujuan khusus: Untuk mengetahui kebudayaan yang
berada di kota Batusangkar
Tujuan Umum :
-Ingin memperkenalkan profile objek-objek wisata
yang ada di kota Batusangkar
-Sebagai wawasan tambahan informasi serta
memperbanyak pengetahuan
-Sebagai latihan untuk memperlancar sastra dan
bahasa
-Sebagai perbandingan antara teori di kelas dan
kenyataan di lapangan
-Menanamkan rasa Cinta Tanah Air
-Mengenal kebudayaan Nusantara
-Untuk berlatih menyusun Karya Tulis secara
sistematis
C. Manfaat Penulisan
-Sebagai tambahan materi di luar sekolah
-Melatih siswa agar dapat mengolah laporan karya
wisata
-Menambah pembendaharaan pustaka sekolah yang
menunjang minat baca siswa agar pengetahuannya lebih luas
BAB
II
ISI
JADWAL
ACARA DAN OBJEK WISATA
Karya
wisata ini dilaksanakan pada :
Hari : Minggu
Tanggal : 03 mei 2015
Waktu : 07.00 – 18.00
Jadwal
Acara
Pukul
|
Kegiatan
|
07.00
|
Berangkat dari sekolah bersama – sama
|
07.00-10.00
|
Mulai berangkat dari sekolah dengan menggunakan
bus pariwisata diiringi dengan tour guide secara bergilir
|
11.00
|
Sampai di tempat tujuan yaitu kota
Batusangkar dengan mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Kuburan
Panjang, Air Panas, Masjid Islah dan Prasasti
|
12.30
|
Mengunjungi kampung Buk Us dan membeli
nasi di rumah makan selamat
|
13.00-14.00
|
Melanjutkan perjalanan menuju Tabek
Patah
|
14.00
|
Makan siang di Tabek Patah dan
bertukar kado
|
!4.30
|
Singgah di Sebuah Mesjid untuk Shalat
|
15.00
|
Mengunjungi Kopi kawa Daun
|
15.30
|
Melanjutkan perjalanan ke Bukittingi
|
16.30
|
Tiba di Bukittinggi, berjalan jalan di
Jam gadang dan Panorama
|
18.30
|
Kembali ke Padang menggunakan bus
pariwisata
|
21.00
|
Tiba di SMA N 10 Padang dengan selamat
dan bertemu dengan keluarga tercinta
|
A.
Pemberangkatan
Pemberangkatan
pada hari Minggu, 03 mei 2015 pada pukul 07.00 WIB dimulai dengan berkumpulnya
siswa dan siswi kelas XI MIA 1 di depan gerbang SMAN 10 Padang pada pukul 06.30
WIB. Pada pukul 06.45 siswa beserta guru pembimbing memasuki bus pariwisata.
Sebelum pemberangkatan, guru pembimbing memberikan arahan sejenak dan memimpin
doa agar selamat dalam perjalanan. Pukul 07.00 WIB siswa memulai perjalanan
dengan mobil pariwisata.
B.
Perjalanan
ke Batusangkar
Perjalanan dimulai dari
SMAN 10 Padang yang dipimpin oleh tour guide, tour guide pertama yaitu M. Zaki
Raihan. Tour guide berfungsi untuk menjelaskan berbagai penampang alam maupun
bangunan yang dilewati selama perjalanan menuju Nageri Pariangan. Tour guide
dibagi permasing masing wilayah sehingga dalam keberangkatan menuju objek
wisata selalu dihiasi oleh informasi dari tour guide.
Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di
tempat tujuan yaitu di Pariangan kota Batusangkar. Disana, kita melihat
beberapa objek wisata seperti Air Panas, Masjid Islah yang merupakan masjid tertua yang berada di
Sumatera Barat, Prasasti dengan menggunakan bahasa Sansekerta.
Kuburan Panjang yang
terletak di Nagari Pariangan. Bus Pariwisata kesulitan memasuki daerah tersebut
karena ukuran jalan yang relatif kecil sehingga siswa harus berjalan kaki.
Awalnya pintu gerbang kuburan panjang dikunci sehingga siswa dan guru
pembimbing harus meminta kunci gerbang tersebut terlebih dahulu kepada juru
kunci Kuburan panjang. Di kuburan panjang siswa dibimbing oleh seorang warga
setempat. Siswa juga melakukan kegiatan wawancara dengan penduduk, mengambil
data tentang kuburan panjang serta dokumentasi.
Di kota tersebut, kita bisa mempelajari
dan memahami maksud dari pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif.
Setelah kami melihat objek wisata yang berada di Batusangkar, ternyata objek
wisata yang berada di Batusangkar memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
Tidak salah bahwa Batusangkar adalah peringkat 5 yang mempunyai objek wisata
yang sangat bagus.
Di kota Batusangkar tersebut itulah,
kita bertanya dengan penjual yang sedang berjualan tentang sejarah Masjid Islah
dan beberapa objek wisata lainnya yang mempunyai nilai sejarah sangat tinggi.
Dari proses wawancara tersebut itulah, kita mendapatkan informasi tentang objek
wisata yang berada di Batusangkar tersebut.
Setelah itu, kita melanjutkan perjalanan
menuju tempat tujuan selanjutnya yaitu Tabek patah. Disana kami makan siang
bersama dan bertukar kado. Di tabek patah kami disuguhi pemandangan yang sangat
menakjubkan yaitu sebuah ngarai yang dibawahnya terdapat hamparan sawah hijau
serta perbukitan pohon pinus.
Kami melanjutkan perjalanan ke
Bukittinggi. Sebelum sampai ke bukittinggi kami singgah ke Dangau Kawa untuk
Mencicipi Kopi Kawa Daun. Kopi kawa daun adalah minuman tradisional pada masa
pejajahan. Minuman itu berasal dari daun kopi yang diambil sarinya. Karena pada
jaman dahulu semua biji kopi diambil oleh tentara belanda dan jepang.
Kami sampai di Bukittinggi sekitar jam 16.30, kami
berfoto bersama di jam gadang. Setelah itu, siswa pergi ke Panorama dan berfoto
bersama. Sebelum pulang kami singgah di Pusat oleh oleh Keripik Balado khas
Bukittinggidan menunaikan ibadah shalat magrib disana. Kami tiba di Padang
sekitar jam 9 dengan selamat.
BAB
III
OBJEK
WISATA
1.
Kuburan Panjang
Menurut ceritanya, kuburan panjang ini merupakan kuburan Dt.
Tantejo Gurhano. Kabarnya, tidak ada orang yang pas mengukur panjang makam yang
membujur dari arah utara ke selatan. Ada yang mengatakan panjangnya 24 meter,
ada pula yang mengatakan 29 meter. Melihat kondisi areal makam yang di
kanan-kirinya ada beberapa buah batu sandaran, menurut masyarakat sekitar,
dulunya di tempat tersebut tempat musyawarah terbuka yang dikenal dengan medan
nan bapaneh. Tantejo Gerhano juga dikenal sebagai orang sakti. Dia dikenal pula
sebagai arsitek Minangkabau pertama yang membuat Balai Adat.
2.
Mesjid
Islah
Masjid
Islah ini terletak di Desa Pariangan, Kecamatan Patar, Sumatra Barat. Masjid
ini merupakan salah satu masjid bersejarah karena berada di Luhak Nan Tuo (desa
tertua). Letaknya cukup strategis, kira-kira 50 meter dari jalan utama Padang
Panjang-Batusangkar.
Dari
segi fisik, Masjid Islah ini sudah mengalami dua kali perbaikan (renovasi),
yang pertama tahun 1920 dan terakhir tahun 1994, walaupun sedikit berbeda
dengan bangunan aslinya. Renovasi itu dilakukan atas swadaya murni masyarakat,
baik yang berasal dari warga desa maupun dari para perantau asal Desa Pariangan
yang tersebar di berbagai daerah. Dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp.l08
juta.
Karena
letaknya yang cukup strategis, Masjid Islah selalu mengundang daya tarik
wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang mengadakan kunjungan wisata ke
kota “budaya” Batusangkar. Karena Desa Pariangan merupakan desa tertua di Luhak
Nan Tuo yang banvak memiliki nilai sejarah, di desa ini masih banyak ditemukan
rumah-rumah beratap gonjong sebagai ciri khas alam Minangkabau. Keberadaan Desa
Pariangan ini juga ditemukan dalam tambo adat alam Minangkabau.
Masjid
Islah ini dahulunya dibangun oleh Syekh Burhanuddin,tokoh pengembang ajaran
Islam di daerah Minangkabau, atas persetujuaan Tuangku Nan Barampek, yaitu
Tuangku Labai, Tuangku Katik Basa, Tuangku Aji Manan, dan Tuangku Kali Bandar,
dengan sejumlah tukang yang dipimpin Datuk Garang.
Masjid
Islah ini berukuran 16 x 24 m dengan empat buah tiang penyangga yang terbuat
dari kayu andaleh, di mana empat buah tiang (tonggak) itu ditanggung oleh empat
tuangku tersebut dengan lebar 12 meter persegi dengan puncak menara gonjong
berbentuk teratai.
Keunikan
lain dari Masjid Islah ini adalah tersedia pancuran air angek ‘panas’ yang
berasal dari Gunung Merapi untuk berwudhu dan mandi. Sebelum dilengkapi dengan
tempat berwudhu seperti sekarang ini, dahulunya merupakan tapian mandi ‘tempat
mandi’ ninik mamak nan tujuah, yaitu Dt. Suri Dirajo, Dt. Nan Capuak, Dt.
Majo Empang, Dt Sinaro, Dt. Basa, Dt. Kayo, masing-masing anak kemenakan dari
ninik mamak harus mandi di tapian mandi yang mereka miliki itu.
Dan,
dianggap sebagai “pembangkangan” atau membuat malu makak jika anak kemenakan
Dt. Suri Dirajo misalnya, mandi di tapian Dt Sinaro, dan sebaliknya. Sedangkan,
tempat mandian urang sumando lain pula tempatnya, dalam arti kata tidak menjadi
satu dengan ninik mamak.
Pancuran
air angek itu sampai sekarang dianggap sebagai air ‘mukjizat”, tidak saja bagi
masyarakat yang tinggal di Tanah Datar, stapi juga bagi masyarakat Sumatra
Barat, karena dinilai dapat meng- obati penyakit gatal-gatal, kudis, panu, dan
sakit lumpuh. Namun, sampai sejauh mana keampuhannya, tentu mereka yang datang
itu sendirilah yang merasakannya.
Oleh
kerena itu, jika Anda sempat berkunjung ke masjid ini untuk shalat, janganlah
tergesa-gesa mengambil air wudhu, karena di samping pancuran air angek itu ada
pula air biasa (tidak panas). Sebab, kalau tidak mengetahui atau tidak bertanya
dahulu sebelum berwudhu, tentu muka kita akan kepanasan, sebab bukan mustahil
air wudhu yang kita ambil berasal dari pancuran air angek tersebut.
Kemudian,
untuk menyemarakkan siar Islam, di samping dimanfaatkan untuk berjamaah dan
wirid pengajian, di masjid ini juga didirikan TPA untuk mendidik generasi muda
belajar Al-Qur’an.
3.
Prasasti
Pariangan
Kondisi
tulisan prasasti pariangan sudah sangat aus bahkan sebagian besar sudah hilang
sehingga sulit untuk dibaca. Berdasarkan sisa-sisa hurufnya yang masih ada
diperkirakan bahwa prasasti ini berasal dari masa Adityawarman. Menurut N.J.
Krom, Prasasti ini berangka tahun 1212 Saka. Prasasti dari batuan andesit yang
merupakan batuan bedrock yang menempel pada dinding, berukuran lebar 2,6 m,
tinggi 1,6 m. Prasasti ini sekarang diberi cungkup.
4.
Tabek
Patah
Panorama Tabek Patah terletak di pinggang gunung berapi antara kota
Bukittinggi dan Batusangkar, Indonesia. Hawanya dingin dan sering berkabut.
Bila cuaca cerah, pemandangannya sangat indah.
Ada dua danau kecil
yaitu Pakih dan Aie Taganang
Didanau ini terdapat
ikan khas Tabek Patah oleh penduduk setempat disebut ikan Puyu. Tabek Patah,
ialah sebuah nama panorama di Nagari Tabek Patah, Kec. Salimpaung, Kabupaten
Tanah Datar, Sumatera Barat. Panorama yang mengagumkan ini berjarak sekitar 16
km dari pusat Kota Batusangkar, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah
Datar. Dari panorama ini bagi anda yang suka berwisata alam akan sangat
menikmati. Sebab dari panorama ini kita bisa menikmati keindahan alam Nagari
Tabek Patah dengan dihiasi lanskap pegunungan Merapi.
Panorama yang terletak
di antara dua kota, Bukittinggi dan Batusangkar ini merupakan tempat yang
sangat sejuk. Karena selain tempat ini merupakan perbukitan, di sekitar
panorama ini juga terdapat hutan pinus yang menambah kesejukan saat berada di
panorama ini.
Istilah Tabek patah
berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian).
Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam
tersebutterbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis.
Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang.
Menurut kepercayaan
masyarakat di sekitar panorama ini, cerita tentang terjadinya Tabek Patah ada
dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa dulu kala di daerah tersebut hiduplah
seorang kakek yang hidup dalam keadaan yang kurang menyenangkan, karena kakinya
yang patah. Meski demikian ia memiliki sebuah kolam atau masyarakat setempat
menyebutnya dengan tabek, yang berada dibelakang rumahnya. Cerita yang beredar
tersebut dan membuat masyarakat mengidentikkan kisah itu dengan asal-usul
terjadinya Tabek Patah.
Pada cerita versi kedua
mengatakan bahwa dahulu tabek (kolam) ini terbagi menjadi dua bagian, lalu
menjelma menjadi danau, maka orang-orang menamai danau itu dengan Danau Talago
Pakis dan Danau Aie Taganang. Hingga sekarang masyarakat sekitar mempercayai
kedua versi asal-usul Tabek Patah, meski kebenaran cerita tersebut belum
diketahui pasti hingga kini.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kota
Batusangkar memiliki beberapa macam objek wisata yang bisa dikunjungi. Objek
wisata tersebut memiliki nilai filosofi dan sejarah yang begitu mendalam. Di
kota tersebut, kita bisa menarik kesimpulan tentang maksud dari pariwisata yang
berkaitan dengan ekonomi kreatif. Kota Batusangkar merupakan salah satu contoh
dari Pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Jika dikembangkan, maka
objek wisata yang berada di Batusangkar bisa menjadi tempat pariwisata yang
menghasilkan devisa bagi kota tersebut. Dari pariwisata yang berkaitan dengan
ekonomi kreatif, maka akan memunculkan adanya usaha usaha dari industri
kreatif, dimana keduanya saling bersinergi dan saling mempengaruhi
B.
Saran
Bagi sekolah
Kota
Batusangkar merupakan salah satu contoh dari pariwisata yang berkaitan dengan
ekonomi kreatif. Hendaknya kunjungan wisata ini bisa menjadi tujuan study tour
siswa yang berkelanjutan dari tahun ke tahunnya.
Bagi siswa
Hendaknya
ssiwa dapat memetik pelajaran dari study tour ini. Siswa juga dapat
mengaplikasikan pelajaran tentang pariwisata merupakan ekonomi kreatif sehingga
kelak di masa yang akan datang, seluruh objek wisata dapat di eksplor dan dimanfaatkan
dengan sebaik baiknya.
Bagi Guru
Hendaknya
guru bisa melakukan kunjungan wisata ke Pariangan ini secara berkelanjutan agar
tidak memutus pengaplikasian materi dari pariwisata sebagai ekonomi kreatif.
DAFTAR PUSTAKA