Sabtu, 30 Mei 2015

Makalah Study Tour Geografi - potensi wisata Sumbar

MAKALAH GEOGRAFI

OBJEK WISATA SUMATERA BARAT

KELOMPOK 3
1.  MEUTIA SAVITRI
2.  MUHAMMAD FICKY RAMADHAN
3.  MUHAMMAD RAIHAN BRAJA GITAWAMA
4.  NI PUTU EKA BUDI P.W.D




XI MIA 1
SMAN 10 PADANG



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan karya tulis ini.
Karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Batusangkar dan tempat-tempat bersejarahnya, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber dan melihat secara langsung ke tempat tujuan. Karya ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini memuat tentang Batusangkar dan tempat bersejarahnya yang pada bulan Mei kami kunjungi. Walaupun karya ilmiah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga Karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.





Kelompok 3












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Obyek wisata yang ada di Nagari Pariangan, Batusangkar merupakan salah satu dari kekayaan alam yang patut untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah Negara, terlebih bagi Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.
Keberadaan budaya banyak memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek tujuan wisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Sementara itu, dari budaya sendiri akan dibarengi kepariwisataan ini juga mampu memunculkan adanya usaha usaha dari industri kreatif, dimana keduanya saling bersinergi dan saling mempengaruhi.
Pariwisata selalu berkaitan erat dengan ekonomi. Bahkan sering kali kita meyebutnya dengan ekonomi kreatif. Dimana dalam ekonomi kreatif orang orang selalu mengedepankan idenya supaya apapun yang mereka buat menjadi bernilai ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya, bahkan kadang tanpa disadari mereka juga telah ikut serta dalam mengembangkan ekonomi negara ini.
Di sumatera Barat banyak berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya : KuburanPanjang,PrasastiPariangan,Masjid Ishlah, TabekPatah, DangauKawa.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan karya tulis ini adalah :
1.    Tugas dari guru yang bersangkutan.
2.    Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Obyek Wisata di
Batusangkar
3.    Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata
Batusangkar secara langsung.
4.    Penulis ingin mengetahui letak-letak tempat pariwisata
Batusangkar.



B.   Tujuan

Tujuan khusus: Untuk mengetahui kebudayaan yang berada di kota Batusangkar

Tujuan Umum :

-Ingin memperkenalkan profile objek-objek wisata yang ada di kota Batusangkar
-Sebagai wawasan tambahan informasi serta memperbanyak pengetahuan
-Sebagai latihan untuk memperlancar sastra dan bahasa
-Sebagai perbandingan antara teori di kelas dan kenyataan di lapangan
-Menanamkan rasa Cinta Tanah Air
-Mengenal kebudayaan Nusantara
-Untuk berlatih menyusun Karya Tulis secara sistematis


C.   Manfaat Penulisan

-Sebagai tambahan materi di luar sekolah
-Melatih siswa agar dapat mengolah laporan karya wisata
-Menambah pembendaharaan pustaka sekolah yang menunjang minat baca siswa agar pengetahuannya lebih luas













BAB II
ISI
JADWAL ACARA DAN OBJEK WISATA

Karya wisata ini dilaksanakan pada :
Hari : Minggu
Tanggal : 03 mei 2015
Waktu : 07.00 – 18.00
Jadwal Acara
Pukul
Kegiatan
07.00
Berangkat dari sekolah bersama – sama
07.00-10.00
Mulai berangkat dari sekolah dengan menggunakan bus pariwisata diiringi dengan tour guide secara bergilir
11.00
Sampai di tempat tujuan yaitu kota Batusangkar dengan mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Kuburan Panjang, Air Panas, Masjid Islah dan Prasasti
12.30
Mengunjungi kampung Buk Us dan membeli nasi di rumah makan selamat
13.00-14.00
Melanjutkan perjalanan menuju Tabek Patah
14.00             
Makan siang di Tabek Patah dan bertukar kado
!4.30
Singgah di Sebuah Mesjid untuk Shalat
15.00
Mengunjungi Kopi kawa Daun
15.30
Melanjutkan perjalanan ke Bukittingi
16.30
Tiba di Bukittinggi, berjalan jalan di Jam gadang dan Panorama
18.30
Kembali ke Padang menggunakan bus pariwisata
21.00
Tiba di SMA N 10 Padang dengan selamat dan bertemu dengan keluarga tercinta

A.    Pemberangkatan
Pemberangkatan pada hari Minggu, 03 mei 2015 pada pukul 07.00 WIB dimulai dengan berkumpulnya siswa dan siswi kelas XI MIA 1 di depan gerbang SMAN 10 Padang pada pukul 06.30 WIB. Pada pukul 06.45 siswa beserta guru pembimbing memasuki bus pariwisata. Sebelum pemberangkatan, guru pembimbing memberikan arahan sejenak dan memimpin doa agar selamat dalam perjalanan. Pukul 07.00 WIB siswa memulai perjalanan dengan mobil pariwisata.
B.     Perjalanan ke Batusangkar
Perjalanan dimulai dari SMAN 10 Padang yang dipimpin oleh tour guide, tour guide pertama yaitu M. Zaki Raihan. Tour guide berfungsi untuk menjelaskan berbagai penampang alam maupun bangunan yang dilewati selama perjalanan menuju Nageri Pariangan. Tour guide dibagi permasing masing wilayah sehingga dalam keberangkatan menuju objek wisata selalu dihiasi oleh informasi dari tour guide.
Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di tempat tujuan yaitu di Pariangan kota Batusangkar. Disana, kita melihat beberapa objek wisata seperti Air Panas, Masjid Islah yang  merupakan masjid tertua yang berada di Sumatera Barat, Prasasti dengan menggunakan bahasa Sansekerta.
Kuburan Panjang yang terletak di Nagari Pariangan. Bus Pariwisata kesulitan memasuki daerah tersebut karena ukuran jalan yang relatif kecil sehingga siswa harus berjalan kaki. Awalnya pintu gerbang kuburan panjang dikunci sehingga siswa dan guru pembimbing harus meminta kunci gerbang tersebut terlebih dahulu kepada juru kunci Kuburan panjang. Di kuburan panjang siswa dibimbing oleh seorang warga setempat. Siswa juga melakukan kegiatan wawancara dengan penduduk, mengambil data tentang kuburan panjang serta dokumentasi.
Di kota tersebut, kita bisa mempelajari dan memahami maksud dari pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Setelah kami melihat objek wisata yang berada di Batusangkar, ternyata objek wisata yang berada di Batusangkar memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Tidak salah bahwa Batusangkar adalah peringkat 5 yang mempunyai objek wisata yang sangat bagus.

Di kota Batusangkar tersebut itulah, kita bertanya dengan penjual yang sedang berjualan tentang sejarah Masjid Islah dan beberapa objek wisata lainnya yang mempunyai nilai sejarah sangat tinggi. Dari proses wawancara tersebut itulah, kita mendapatkan informasi tentang objek wisata yang berada di Batusangkar tersebut.

Setelah itu, kita melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan selanjutnya yaitu Tabek patah. Disana kami makan siang bersama dan bertukar kado. Di tabek patah kami disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan yaitu sebuah ngarai yang dibawahnya terdapat hamparan sawah hijau serta perbukitan pohon pinus.
           
Kami melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Sebelum sampai ke bukittinggi kami singgah ke Dangau Kawa untuk Mencicipi Kopi Kawa Daun. Kopi kawa daun adalah minuman tradisional pada masa pejajahan. Minuman itu berasal dari daun kopi yang diambil sarinya. Karena pada jaman dahulu semua biji kopi diambil oleh tentara belanda dan jepang.
           
Kami sampai di Bukittinggi sekitar jam 16.30, kami berfoto bersama di jam gadang. Setelah itu, siswa pergi ke Panorama dan berfoto bersama. Sebelum pulang kami singgah di Pusat oleh oleh Keripik Balado khas Bukittinggidan menunaikan ibadah shalat magrib disana. Kami tiba di Padang sekitar jam 9 dengan selamat.




















BAB III
OBJEK WISATA

1.       Kuburan Panjang
Menurut ceritanya, kuburan panjang ini merupakan kuburan Dt. Tantejo Gurhano. Kabarnya, tidak ada orang yang pas mengukur panjang makam yang membujur dari arah utara ke selatan. Ada yang mengatakan panjangnya 24 meter, ada pula yang mengatakan 29 meter. Melihat kondisi areal makam yang di kanan-kirinya ada beberapa buah batu sandaran, menurut masyarakat sekitar, dulunya di tempat tersebut tempat musyawarah terbuka yang dikenal dengan medan nan bapaneh. Tantejo Gerhano juga dikenal sebagai orang sakti. Dia dikenal pula sebagai arsitek Minangkabau pertama yang membuat Balai Adat. 

2.      Mesjid Islah
Masjid Islah ini terletak di Desa Pariangan, Kecamatan Patar, Sumatra Barat. Masjid ini merupakan salah satu masjid bersejarah karena berada di Luhak Nan Tuo (desa tertua). Letaknya cukup strategis, kira-kira 50 meter dari jalan utama Padang Panjang-Batusangkar.
Dari segi fisik, Masjid Islah ini sudah mengalami dua kali perbaikan (renovasi), yang pertama tahun 1920 dan terakhir tahun 1994, walaupun sedikit berbeda dengan bangunan aslinya. Renovasi itu dilakukan atas swadaya murni masyarakat, baik yang berasal dari warga desa maupun dari para perantau asal Desa Pariangan yang tersebar di berbagai daerah. Dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp.l08 juta.
Karena letaknya yang cukup strategis, Masjid Islah selalu mengundang daya tarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang mengadakan kunjungan wisata ke kota “budaya” Batusangkar. Karena Desa Pariangan merupakan desa tertua di Luhak Nan Tuo yang banvak memiliki nilai sejarah, di desa ini masih banyak ditemukan rumah-rumah beratap gonjong sebagai ciri khas alam Minangkabau. Keberadaan Desa Pariangan ini juga ditemukan dalam tambo adat alam Minangkabau.
Masjid Islah ini dahulunya dibangun oleh Syekh Burhanuddin,tokoh pengembang ajaran Islam di daerah Minangkabau, atas persetujuaan Tuangku Nan Barampek, yaitu Tuangku Labai, Tuangku Katik Basa, Tuangku Aji Manan, dan Tuangku Kali Bandar, dengan sejumlah tukang yang dipimpin Datuk Garang.
Masjid Islah ini berukuran 16 x 24 m dengan empat buah tiang penyangga yang terbuat dari kayu andaleh, di mana empat buah tiang (tonggak) itu ditanggung oleh empat tuangku tersebut dengan lebar 12 meter persegi dengan puncak menara gonjong berbentuk teratai.
Keunikan lain dari Masjid Islah ini adalah tersedia pancuran air angek ‘panas’ yang berasal dari Gunung Merapi untuk berwudhu dan mandi. Sebelum dilengkapi dengan tempat berwudhu seperti sekarang ini, dahulunya merupakan tapian mandi ‘tempat mandi’ ninik mamak nan  tujuah, yaitu Dt. Suri Dirajo, Dt. Nan Capuak, Dt. Majo Empang, Dt Sinaro, Dt. Basa, Dt. Kayo, masing-masing anak kemenakan dari ninik mamak harus mandi di tapian mandi yang mereka miliki itu.
Dan, dianggap sebagai “pembangkangan” atau membuat malu makak jika anak kemenakan Dt. Suri Dirajo misalnya, mandi di tapian Dt Sinaro, dan sebaliknya. Sedangkan, tempat mandian urang sumando lain pula tempatnya, dalam arti kata tidak menjadi satu dengan ninik mamak.
Pancuran air angek itu sampai sekarang dianggap sebagai air ‘mukjizat”, tidak saja bagi masyarakat yang tinggal di Tanah Datar, stapi juga bagi masyarakat Sumatra Barat, karena dinilai dapat meng- obati penyakit gatal-gatal, kudis, panu, dan sakit lumpuh. Namun, sampai sejauh mana keampuhannya, tentu mereka yang datang itu sendirilah yang merasakannya.
Oleh kerena itu, jika Anda sempat berkunjung ke masjid ini untuk shalat, janganlah tergesa-gesa mengambil air wudhu, karena di samping pancuran air angek itu ada pula air biasa (tidak panas). Sebab, kalau tidak mengetahui atau tidak bertanya dahulu sebelum berwudhu, tentu muka kita akan kepanasan, sebab bukan mustahil air wudhu yang kita ambil berasal dari pancuran air angek tersebut.
Kemudian, untuk menyemarakkan siar Islam, di samping dimanfaatkan untuk berjamaah dan wirid pengajian, di masjid ini juga didirikan TPA untuk mendidik generasi muda belajar Al-Qur’an.




3.      Prasasti Pariangan
Kondisi tulisan prasasti pariangan sudah sangat aus bahkan sebagian besar sudah hilang sehingga sulit untuk dibaca. Berdasarkan sisa-sisa hurufnya yang masih ada diperkirakan bahwa prasasti ini berasal dari masa Adityawarman. Menurut N.J. Krom, Prasasti ini berangka tahun 1212 Saka. Prasasti dari batuan andesit yang merupakan batuan bedrock yang menempel pada dinding, berukuran lebar 2,6 m, tinggi 1,6 m. Prasasti ini sekarang diberi cungkup.
4.      Tabek Patah
Panorama Tabek Patah terletak di pinggang gunung berapi antara kota Bukittinggi dan Batusangkar, Indonesia. Hawanya dingin dan sering berkabut. Bila cuaca cerah, pemandangannya sangat indah.
Ada dua danau kecil yaitu Pakih dan Aie Taganang
Didanau ini terdapat ikan khas Tabek Patah oleh penduduk setempat disebut ikan Puyu. Tabek Patah, ialah sebuah nama panorama di Nagari Tabek Patah, Kec. Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Panorama yang mengagumkan ini berjarak sekitar 16 km dari pusat Kota Batusangkar, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanah Datar. Dari panorama ini bagi anda yang suka berwisata alam akan sangat menikmati. Sebab dari panorama ini kita bisa menikmati keindahan alam Nagari Tabek Patah dengan dihiasi lanskap pegunungan Merapi.
Panorama yang terletak di antara dua kota, Bukittinggi dan Batusangkar ini merupakan tempat yang sangat sejuk. Karena selain tempat ini merupakan perbukitan, di sekitar panorama ini juga terdapat hutan pinus yang menambah kesejukan saat berada di panorama ini.
Istilah Tabek patah berasal dari dua kata yaitu, tabek (kolam) dan patah (terbagi jadi dua bagian). Menurut sebuah cerita ada sebuah kolam yang patah, sehingga kolam tersebutterbagi jadi dua bagian. Di bagian utara dikenal dengan Talago Pakis. Sedangkan di bagian selatan disebut dengan Aie Taganang.
Menurut kepercayaan masyarakat di sekitar panorama ini, cerita tentang terjadinya Tabek Patah ada dua versi. Versi pertama mengatakan bahwa dulu kala di daerah tersebut hiduplah seorang kakek yang hidup dalam keadaan yang kurang menyenangkan, karena kakinya yang patah. Meski demikian ia memiliki sebuah kolam atau masyarakat setempat menyebutnya dengan tabek, yang berada dibelakang rumahnya. Cerita yang beredar tersebut dan membuat masyarakat mengidentikkan kisah itu dengan asal-usul terjadinya Tabek Patah.
Pada cerita versi kedua mengatakan bahwa dahulu tabek (kolam) ini terbagi menjadi dua bagian, lalu menjelma menjadi danau, maka orang-orang menamai danau itu dengan Danau Talago Pakis dan Danau Aie Taganang. Hingga sekarang masyarakat sekitar mempercayai kedua versi asal-usul Tabek Patah, meski kebenaran cerita tersebut belum diketahui pasti hingga kini.











BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kota Batusangkar memiliki beberapa macam objek wisata yang bisa dikunjungi. Objek wisata tersebut memiliki nilai filosofi dan sejarah yang begitu mendalam. Di kota tersebut, kita bisa menarik kesimpulan tentang maksud dari pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Kota Batusangkar merupakan salah satu contoh dari Pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Jika dikembangkan, maka objek wisata yang berada di Batusangkar bisa menjadi tempat pariwisata yang menghasilkan devisa bagi kota tersebut. Dari pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif, maka akan memunculkan adanya usaha usaha dari industri kreatif, dimana keduanya saling bersinergi dan saling mempengaruhi

B.     Saran

Bagi sekolah
Kota Batusangkar merupakan salah satu contoh dari pariwisata yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Hendaknya kunjungan wisata ini bisa menjadi tujuan study tour siswa yang berkelanjutan dari tahun ke tahunnya.
Bagi siswa
Hendaknya ssiwa dapat memetik pelajaran dari study tour ini. Siswa juga dapat mengaplikasikan pelajaran tentang pariwisata merupakan ekonomi kreatif sehingga kelak di masa yang akan datang, seluruh objek wisata dapat di eksplor dan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.
Bagi Guru
Hendaknya guru bisa melakukan kunjungan wisata ke Pariangan ini secara berkelanjutan agar tidak memutus pengaplikasian materi dari pariwisata sebagai ekonomi kreatif.













DAFTAR PUSTAKA