MENABUNG
DARI KITA UNTUK KITA
Tema : Jangan Biarkan Kami Terbuang !
Kelas :
VIII.1
Kelompok :
Anggota kelompok :
1. Causa Prima Qodrati
2. Eka Rahmi Amri
3.
Ghina Faridah
4. Handika Rahmat Febrian
5. Meutia Savitri
6.
Misbhatul Laily
7. Rhiyan Eka Putra
8. Rofifa Rahadatal Aisy
MTsN MODEL PADANG
TP 2011/2012
Tokoh dalam Drama
1. CAUSA PRIMA
QODRATI
sebagai
:
Maya
watak : Sombong,
suka mengejek orang lain, tidak mau tahu dengan sekitar.
2. EKA
RAHMI AMRI
sebagai : Shila
watak :
Sangat setia kawan, tidak suka bila temannya diejek, suka bawa nasi dari rumah.
3. GHINA FARIDAH
sebagai :
Karin
watak :
Sangat setia kawan, tidak suka bila temannya diejek, pakai kacamata tebal.
4. HANDIKA RAHMAT
FEBRIAN
sebagai : Pak Drajat
watak :
Arif dan Bijaksana.
5.
MEUTIA SAVITRI
sebagai :
Fitri
watak :
Baik hati, tidak suka melawan bila dicemooh orang lain, sangat mengerti tentang lingkungan.
6. MISBHATUL LAILY
sebagai :
Riri
watak :
Sombong, suka membawa kipas kemana-mana.
7. RHIYAN EKA PUTRA
sebagai : Pak Budi.
watak :
Sayang kepada anaknya, mudah terharu.
8. ROFIFA RAHADATAL
AISY
sebagai :
Iren
watak :
Sombong, suka main HP, suka membuang sampah sembarangan.
Dipagi hari, di hari pertama siswa
memasuki sekolah baru mereka . Terlihat anak-anak yang memakai peralatan serba
baru terkecuali Fitri . Tampak Iren, Riri dan Maya memandang sinis kepada Fitri
. Mereka membicarakan tentang tas Fitri yang bolong .
Maya
: “Eh, akhirnya kita sekelas
juga yah .”
Riri :
“Iya . Kayaknya anak-anak disini asyik juga .”
Fitri :
(masuk kekelas dengan wajah ceria)
Iren :
“Eh eh liat tuh . Anak yang baru masuk tadi .”
Riri :
(melirik penasaran Fitri) “Eh iya . Kenapa ?”
Iren :
(melirik Fitri sinis) “Liat tuh tasnya . Udah bolong begitu masih aja
dipakai .”
Maya :
(memandang remeh) “Oh yang itu . Haha, gak ada uang buat beli kali yaa ?”
IMR :
(tertawa mengejek kearah Fitri) “Hahahahhahaaaa“
Shila
dan Karin yang melihat seorang anak tengah murung pun mendekatinya . Shila dan
Karin memperkenalkan diri mereka dan ingin menjadi teman Fitri . Mereka pun
menghibur Fitri .
Karin :
(berbisik dan menunjuk Fitri ) “Eh, Shila . Liat gak anak yang disebelah
sana .”
Shila :
“Oh yang itu . Eh kok hari pertama sekolah udah murung ya ?”
Karin :
“Hmm . Samperin yuk ?”
Shila :
“Ayuk .” (datang dan menemui Fitri)
Shila :
“Hai teman . Sendiri aja .”
Fitri :
(murung) “Hmm, iya .”
Karin :
(bersalaman) “Kenalin . Nama aku Karin .”
Shila :
(bersalaman) “Aku Shila . kamu siapa “
Fitri :
(tersenyum kecil) “Iya, aku Fitri . Senang bertemu kalian .”
Karin :
“Iya . Oh iya kenapa kamu murung ?”
Fitri :
(wajah sedih dan menunduk) “Hmm ..”
Shila :
“Udah . Cerita aja .”
Fitri :
“Sebenarnya aku senang sama hari pertama sekolah . Tapi mereka itu
(menunjuk
IMR) menertawakan tas ku .”
Karin :
“Huh . Dasar mereka ! Gak salah dari kemaren kita curiga ya Shila ?”
Shila :
“Emang ! Mentang-mentang dia anak orang kaya . Liat aja nanti kita balas
!”
Fitri :
“Eh jangan . Biarin aja mereka . Mungkin mereka punya niat baik .”
Karin :
“Yasudahlah kalau itu mau mu . Yang penting kamu jangan sedih lagi ya ?”
Fitri :
“Iya makasih ya Karin, Shila .”
Shila :
“Iya Fit . Yuk Karin, kita duduk disebelah Fitri . Boleh kan Fit ?”
Fitri :
“Boleh .”
Beberapa saat kemudian, bel masuk pun
berbunyi . Guru PLH sekaligus walikelas mereka yang bernama Pak Drajat pun
masuk kekelas . Walaupun Pak Drajat sedang berbicara, namun Iren, Maya, dan Riri
tidak mendengarkannya .
Pak Drajat : “Assalamualaikum anak-anak”
Anak2 :
“Waalaikumusslam wr.wb“
Pak Drajat
: “Senang sekali bertemu dengan
anak-anak bapak dihari pertama ini . Tentunya
anak-anak sekalian
belum kenal dengan bapak . Baiklah nama bapak Drajat
Sukardi . Biasa
dipanggil Pak Drajat .”
Riri : (memandang lucu Iren) “Hah ? Drajat ?”
Maya :
(sedikit tertawa) “Maksudnya
drajat celcius gitu ?”
Iren :
“Iuuuww ..”
IMR :
“KAMSEUPAYY !! Hahahaha” (menertawai Pak Drajat)
Pak Drajat
: (memukul mejja) “Hey kalian ! Ada
apa tertawa ? Ada yang lucu ?”
Karin :
“Ih gak sopan banget . Masak ketawain bapak .”
Iren :
(berbisik) “Diam kamu ! Gak ada pak .”
Pak Drajat
: (sedikit jengkel) “Baiklah . Sekarang
bapak minta murid bapak
memperkenalkan diri
satu-satu . Dimulai dari sebelah kiri .”
Shila :
(berdiri) nama saya Shila Nur Fadhilah . Panggilan saya Shila . Saya
berasal dari
SDN 16 kampung rambutan
.”
Iren :
“Ahahaa dasar kampung . Wong deso (tertawa)”
IMR : “Hahaha .”
IMR : “Hahaha .”
Fitri :
(berdiri) “Nama saya Fitri Susilawati . Panggilan saya Fitri . Sekolah
asal saya
SDN 09 Sawahan .”
Maya :
“Jiah . Kalo yang ini buat yang jadi petani kali ya ?”
IMR :
“Hahahahhahaa .“
Karin :
(berdiri) “Saya Raisa Karina . Panggilan saya Karin . Saya berasal dari
SDN 18
Balik Gunung .”
Riri :
“Masa sekolah balik gunung ? Haha ngapain ?”
IMR :
“Hahhahahahaaa .”
Iren :
(berdiri dengan sombong) “Teman-teman . Saya Lady Irene Spancer Putri
Susilo Bambang Yudhoyono . Kalian semua harus
tau Pak SBY itu papa saya .
Saya
dari SD Menteng di Jakarta . Saya sekolah di Padang ini karna mama saya
ada
study tour disini . Dan dulu saya pernah tinggal di Trans Luxury Hotel tapi
saya …”
Pak Drajat
: “Sudah, sudah ! Lanjut kamu .”
Riri : (berdiri dengan angkuh) “Nama saya Tri
Ajeng Riri Kusumadiningrat . Saya
dari SD Pool Makmur di
Bandung . Saya cucu dari Sultan Hamengkubuwono ke
XII dan saya keturunan
darah biru . Sekian”
Maya :
(berdiri dengan cemooh) “Nama saya Maya Pristi Einstein . Saya berasal
dari
SD Bhayangkari di Aceh
. Dulu saya tinggal di Inggris . Nenek moyang saya kan
Albert Einstein .”
Pak Drajat
: “Baiklah ada yang ingin ditanyakan ?”
Fitri :
“PLH itu apa pak ?”
Pak Drajat : “PLH itu singkatan dari Pendidikan Lingkungan Hidup . Dipelajaran kali ini seluruhnya kita akan membahas tentang lingkungan . perlu kalian ketahui kalau sekolah kita ini adalah sekolah adiwiyata mandiri. Jadi kalian harus mengerti tentang adiwiyata, visi misi sekolah dan juga berbagai aspek tentang lingkungan, kalian harus banyak membaca buku mengenai hal itu. Paham?”
Pak Drajat : “PLH itu singkatan dari Pendidikan Lingkungan Hidup . Dipelajaran kali ini seluruhnya kita akan membahas tentang lingkungan . perlu kalian ketahui kalau sekolah kita ini adalah sekolah adiwiyata mandiri. Jadi kalian harus mengerti tentang adiwiyata, visi misi sekolah dan juga berbagai aspek tentang lingkungan, kalian harus banyak membaca buku mengenai hal itu. Paham?”
IRM
: (memandang Pak Drajat denga muka malas)
FSK : “Paham, pak”
Teeeeeet . Bel istirahat pun berbunyi .
Pak Drajat
: “Sayang sekali anak-anak . Bel
Istirahat telah berbunyi . Bapak akhiri
Assalamualaikum wr.wb
.”
Anak2 :
“Waalaikumussalam wr.wb .”
Jam
istirahat pun berlangsung . Iren, Maya, dan Riri pergi berbelanja di kantin
sekolah . Saat mereka kembali dari kantin, mereka melihat Fitri, Shila, dan
Karin sedang makan bersama di taman .
Maya :
“Hey anak kampung . Lagi makan apa ?”
Iren :
(melihat sinis) “Emm, makan makanan kampung . Makanya beli dong makanan
kota kayak kita-kita .”
Riri :
(memanas-manasi) “Uh pasti mahal dong .”
Karin : (jengkel) “Bisa gak sih ngomongnya biasa aja
!”
Fitri : “Sudah sabar Karin . Kalian jangan
sering-sering beli makanan instan kayak gini
nanti kalian bisa sakit .
Trus sampahnya ini kan bisa mencemari lingkungan .”
Riri :
“Sampah ? Peduli kita . Yuk cabut kita makan disana aja .”
IM :
“Yuk .”
Iren,
Maya dan Riri duduk ditaman . Setelah Fitri, Karin dan Shila selesai makan,
mereka pun pergi ke kelas . Namun Iren, Maya dan Riri berniat mencelakai Fitri
.
Riri :
“Eh eh anak kampung get out tuh .”
Iren :
“Kerjain yuk . Liat ini ya (membuang kulit pisang di dekat kaki Fitri)”
Fitri :
(terpeleset) “Aduuuh .”
IMR :
(tertawa lalu pura-pura tidak tau)
Shila :
“Baik-baik Fit .”
Karin :
“Eh, kenapa ?”
Fitri :
(mengambil kulit pisang dikakinya) “Ada yang membuang kulit pisang
sembarangan . Padahal ini kan bisa jadi
kompos .”
Shila :
“Gimana caranya, Fit ?”
Fitri :
“Nanti kapan-kapan aku tunjukin ke kalian . Kulit pisang ini kita simpan
dulu .”
Maya :
“Dasar anak kampung , jorok lagi . Sampah masih aja disimpan .”
Riri :
“Udah cabut kekelas yuk . Ntar ketauan lagi . (bergegas menuju kelas)”
Fitri,
shila dan Karin memasuki kelas. Mereka berpapasan dengan Iren, Maya dan Riri.
Iren : “eh,
lihat tuh, anak sawah ngebawa-bawa sampah kulit pisang, ieeuhh, g higienis banget sih tuh orang”.
Maya : “Ih,,
iya. Mana megangnya pake tangan lagi. Jorok banget”.
Shila : “eh,
kalian tu jangan asal ngomong yah, kalian itu yang jorok”.
Riri : “sembarangan
kamu,, atas dasar apa kamu bilang kita-kita ni jorok hah?”
Shila :
“jangan sok lupa deh, kamu kan yang ngebuang sampah pisang ini sampai
Fitri jatuh kan?”.
Iren :
“jangan asal tuduh yah,”
Fitri :
“udah teman-teman, jangan berantem
kayak gini. Kalian kan tau, kita harus membuang sampah pada tempatnya, nanti kalau
sekolah kita nggak menang adiwiyata gara-gara kalian gimana?, inini
kan seharusnya di buang di…..”
Riri : “eh, jangan banyak ngomong deh kamu, sok tau banget deh ah” (memotong
omongan fitri)
Maya :
“udah ah temen-temen, ngapain lama-lama ngomong ama anak kampong kayak mereka, ayo cabut”.
Karin : “eh, jaga tuh mulut yah”. (mengacungkan
kepalannya kepada Maya)
IMR :
(mencibir sambil berlalu)
Fitri :
“udahlah Karin,, nambah-nambah dosa aja ngomong ama mereka”.
Saat jam pulang berbunyi.
Karin :
“fit, kamu kok cepet pulang sih, nggak mau main ama kita dulu?”
Shila :
“iya fit, kami rencananya mau main bareng, kamu mau ikutan?”
Fitri : “
maaf teman-teman, aku pengen ngebantuin ayah aku kerja di rumah”
Shila :
“oh, ya deh, nggak papah”
Fitri :
“bye, teman-teman”
Shila &
Karin : “byee”
Sesampainya
Fitri di rumah.
Fitri
: “Assalamu’alaikum, ayah, aku
pulang” (membuka pintu dengan lesu)
Pak Budi : “ wa’alaikum salam, kamu dah pulang nak, kok
lesu gitu?”
Fitri
: “yah, aku boleh nggak minta tas
baru, soalnya tadi ada temen aku di sekolah yang ngetawain tas aku
yah”
Pak Budi : “maaf nak, ayah nggak punya uang untuk beli
tas kamu”
Fitri
: “hmmm, ayah,, aku boleh nggak
minta barang-barang bekas ayah? Dikiiit aja” (dengan nada memelas)
Pak Budi : “boleh nak, ambil aja dibelakang, tapi,,.
Emangnya buat apa sama kamu?”
Fitri
: “aku mau bikin tas sendiri yah”
(dengan nada riang)
Pak Budi : “waah, hebat anak ayah. Tapi maaf ya,, ayah
sibuk jadi nggak bisa ngebantuin kamu”
Fitri
: “ya,, gapapa kok yah”
Fitri membuat tas barunya
dengan barang bekas pada malam harinya dan keesokan paginya..
Fitri :
(berjalan dengan tas barunya, dengan sesekali melihat kearah IRM)
Iren :
“eh, liat tuh, si anak kampung, ngebawa tas baru tuh, iuuh, tasnya jorok
banget tuh” (memandang sinis kearah Fitri)
Maya :
“bener, iuuh, nggak bisa beli yang lain apa, kayak kita-kita gini, ya
nggak?”
Riri : “yoaa,
bener banget tuh”
Fitri :
(duduk di kursi) “hai shila, hai Karin” (dengan nada lesu)
Karin : “waah,
Fit, tas kamu bagus banget. Kamu beli dimana?”
Fitri : “Ini
nggak aku beli kok rin, ini aku buat dari bahan-bahan ayah aku”
Shila :
“wew, kamu hebat banget, aku aja nggak ngerti gimana cara ngebuatnya”
Fitri :
“Hehe, deh aku ajarin”
Karin :
“Tapi, kok waktu pas masuk kelas tadi, kok kamu murung sih?”
Fitri :
“ya abisnya Iren, Riri dan maya tu keliatannya ngomongin tas aku lagi”
Shila :
“iihh, dasar tu anak, nggak ada habis-habisnya ya ngejek orang lain”
Karin :
“bener tuh shil, ini nggak bisa dibiarin lagi”
Fitri :
“udah lah teman-teman, aku nggak papa kok”
Karin : “ya
deh Fit, kamu tu baik banget yah”
Shila :
“iya bener, kita beruntung deh punya teman kayak kamu, ya nggak Rin?”
Karin : “
iya, bener banget”
Fitri :
“makasih ya teman-teman, aku juga beruntung kok punya teman kayak
kalian” (tersenyum bahagia).
SK :
“ya, sama-sama..”
Bel
masuk pun berbunyi.
Pak Drajat
: “assalamualaikum, anak-anak..”
Anak2
: “waalaikumsalam pak”
Pak Drajat :
“anak2, kali ini kita akan belajar tentang recyle, yaitu pengolahan
sampah. Nah, sekarang bapak mau tanya, siapa yang sudah
melaksanakan recyle?
Karin : “fitri paak”
Pak Drajat :
“wah, bagus, apa yang sudah kamu recyle fitri? Tas kamu?” (melihat
kearah tas Fitri)
Fitri
: “iya pak”.
Pak Drajat
: “ayo bawa ke depan”
Fitri
: “baik pak” (membawa tasnya ke depan)
Pak Drajat
: “wah, bagus ini, nah anak2
kalian bapak tugaskan untuk membuat produk daur ulang dari sampah
plastik, dikumpul 2 minggu lagi. Apakah kalian mengerti?”
Anak2 : “mengerti pak.”
Saat
bel istirahat berbunyi.
Karin :
“Fitri, Shila, makan bareng di taman lagi yuk!”
FS :
“ayuk!”
Saat Fitri, Shila dan Karin pergi
makan ke taman.
Maya :
“iih, ntu anak kampuung nyari perhatian guru melulu sih”
Riri :
“tau tuh, sebel tau ngeliatnya”
Iren :
“gimana kalau kita kerjain tu anak, kita masukin sampah ke tas sampah
dia yang bau itu, gimana??”
Maya :
“wah, ide bagus tuh,,”
Riri :
“ayo cepetan, ntar keburu masuk ntuh anak”
Iren :
“ok, let’s check it out”
Iren,
Riri dan Maya pun melaksanakan ide jahat mereka lalu kembali ke tempat duduk
dengan segera. Sementara itu, Fitri, shila dan Karin pun memasuki kelas dan
duduk di tempat duduk mereka.
IRM :
(cekikikan menahan tawa)
SK :
(menatap curiga kearah IRM)
Karin :
“Fitri, tas kamu kok gembung gitu?”
Shila :
“iya, perasaan tadi nggak kayak gitu deh”
Fitri :
“hmm. Yasih, knpa ya?” (ngebuka tasnya)
Karin :
“fitri, di tas kamu kok ada sampah gitu, siapa yang masukin?”
Fitri :
“aku juga kurang tau rin, kok bisa ada yah”
Shila :
“ini pasti ulah anak-anak sombong itu lagi, kita haruss ngasih mereka
pelajaran!”
Karin :
“iya, nggak salah lagi, tadi aku juga ngeliat mereka ketawa cekikikan
gitu, kita harus balas mereka”
Fitri :
“udah lah teman-teman, lgipula bagus kok soalnya aku bisa ngasih ini ke
ayah aku, kan lumayan bisa dijual”
Karin : “ya
juga sih, lagian kita nggak punya bukti yang kuat tentang itu.’’
Shila :
“hmm iya ya”
Saat bel pulang sekolah
berbunyi.
Fitri : “Karin,
Shila. Aku pulang duluan ya”.
Karin : “eh
Fit, tugas PLH kita gimana?”
Shila :
“iya, aku nggak ngerti gimana buatnya”
Karin :
“aku juga. Dimana kalau di rumah kamu aja Fit?”
Fitri :
“boleh, kalian maunya kapan?”
Karin :
“gimana kalau hari ini?”
Shila :
“boleh juga, aku bisa, klo kamu Fit?”
Fitri :
“aku sih bisa-bisa aja, ayo ikut pulang ke rumah”
KS :
“yuk”
Sesampainya di rumah Fitri.
Fitri
: (membuka pintu)
“assalamualaikum, ayah aku pulang”
Pak Budi : “ya
nak, eh kamu bawa teman? Ada acara apa?”
Fitri
: “ini Yah, aku ada tugas
kelompok untuk membuat sesuatu dari barang-barang bekas,
barangnya boleh kan aku minta barang-barang bekas ayah?”
Pak Budi :
“boleh nak, mau Ayah bantu?”
Fitri :
“boleh yah? Makasih ayah”
KS
: “makasih pak”
Pak Budi : “ya
sama-sama”
Fitri, Shila dan Karin dengan
dibantu Pak Budi pun membuat karya mereka. Setelah hari mulai menjelang sore,
Karin dan Fitri pun pulang ke rumah mereka.
Karin :
“Fit, kayaknya hari dah sore deh, aku pulang dulu ya”
Shila :
“iya, kami pulang dulu Pak Budi, Fitri..”
Pak Budi : “iya,, kapan2 mampir lagi ya”
Karin :
“iya sip pak, bye Fit..”
Fitri :
“byee”
Saat
malam harinya, Fitri membuat sebuah puisi tentang lingkungan, tentang
teman-teman sekolahnya. Semua perasaannya tertuang di puisi tersebut. Ayahnya
melihat puisi yang dibuat anaknya. Pak Budi terharu dengan puisi yang dibuat
oleh Fitri. Dan Oleh pak Budi puisi tersebut diserahkan kepada Pak Drajat pada
keesokan harinya.
Pak
Budi memasuki ruangan pak Drajat.
Pak Budi :
(mengetuk Pintu) “Assalamualaikum”
Pak Drajat :
“ya, silahkan masuk”
Pak Budi :
“selamat siang Pak.. “
Pak Drajat :
“ya, selamat siang.. silahkan duduk, ada keperluan apa ya pak?”
Pak Budi :
(duduk) “saya ayahnya Fitri pak, saya ingin memberikan puisi karya anak
saya kepada bapak, karena saya dengar2 sekolah
ini mengikuti lomba adiwiyata saya harap bapak bisa menerima puisi ini”
Pak Drajat :
“saya dengan senang hati Pak, terima kasih sudah berpartispasi dalam
lomba ini
Pak”
2 minggu pun berlalu tibalah saatnya
pengumpulan tugas PLH. Tugas Fitri, Karin dan Shila sudah selesai. Sedangkan
Iren, Riri dan Maya sama sekali belum menyelesaikannya.
Di
pagi hari.
Karin : “hai, Fitri,.. yang kamu bawa itu tugas
kita?” (menunjuk bungkusan yang dibawa Fitri)
Fitri : “hai,, iya ini tugas kita” (memperlihatkan
bungkusan tersebut)
Shila : “kok ada dua?” (melihat isi bungkusan
tersebut)
Fitri : “satu untuk kelompok kita, satu lagi untuk
kelompok Iren, Maya dan Riri”
Karin : “loh, kok kamu buatin punya mereka sih?,,
mereka kan selalu jahat sama kamu”
Shila : “iya, kok kamu mau2 aja sih?”
Fitri : “aku kasihan ama mereka, kalau nilai mereka
jelek kan kasihan. Lagipula aku dah maafin mereka kok, kan nggak salah
membalas kejahatan dengan kebaikan”
Shila : “iya juga sih, kamu baik banget ya Fit”
Fitri : “heheh, nggak juga kok”
Sementara di lain pihak.
Maya : “Ren, tugas PLH kita gimana nih, aku lupa
ngebuatnya”
Iren : “aku juga,, haduh gimana nih”
Riri : “yam mau gimana juga lagi, doain ajalah bapak
tu nggak tiba”
MI : “amiin”
Akan tetapi doa IRM tidak terkabul, saat bel
berbunyi, Pak Drajat pun masuk.
Pak Drajat
: “assalamualaikum anak2”
Anak2
: “waalaikum salam pak”
Pak Drajat
: “baiklah, pagi ini bapak punya
pegumuman penting untuk kalian. Teman kalian, Fitri memenangkan lomba puisi
adiwiyata di sekolah kita, ayoo beri tepuk tangan”
Fitri :
“tapi kan pak, seingat saya, saya belum pernah ngasih puisi apapun ke bapak”
Pak Drajat :
“ya, kamu memang tidak memberikan puisi apapun kepada bapak, tapi ayah
kamu beberapa waktu yang lalu memberikan
puisi yang kamu buat kepada bapak”
Fitri :
“wah, terima kasih Pak”
Pak Drajat :
“jangan berterima kasih kepada bapak, berterima kasihlah kepada ayah
kamu”
Fitri :
“ya pak, saya akan berterima kasih nanti di rumah”
Karin :
“wah, fitri, selamat ya”
Shila :
“selamat ya Fit”
Fitri :
“Iya, makasih ya teman2”
Iren :
“liat tuh, si anak kampong segitu aja udah bangga”
Maya :
“iya tuh, dasar kamseupay”
Riri :
“kalau bukan karna bapaknya yang nganter tuh puisi pasti dy nggak
bakalan menang, menang kayak gitu aja
bangganya udah selangit”
Iren : “apa
namanya teman2? 1 2 3…”
IRM :
“KATROK!!”
Karin :
“eh, santai aja kali, kalian tuh yang katrok”
Shila :
“tau tuh, iri banget deh ngeliat Fitri yang menang, inget yaa, iri tanda
tak mampu”
Pak Drajat : “sudah, sudah ini ngapain pake ribut sihh,
sekarang bapak mau nilai tugas kalian yang 2 minggu lalu bapak suruh,
cepat keluarkan”
Semua murid mengeluarkan tugas
mereka kecuali Iren, Maya dan Riri. Pak Drajat menghampiri kelompok Fitri.
Pak Drajat
: “wow, punya kalian bagus sekali”
Fitri :
“terima kasih pak”
Pak Drajat
: “loh, yang satu lagi ini punya
siapa?”
Fitri :
“ini punya kelompok Iren pak” (mengedipkan mata pada Iren)
Pak Drajat
: “ini punya kelompok kamu Iren?
Punya kamu bagus juga ya”
Iren :
“I, I, iya pak” (terkejut)
Pak Drajat
: “pnya kalian berdua sangat
bagus, bapak beri nilai A”
FKS :
“terima kasih pak”
Saat jam Istirahat, Iren, Maya dan Riri menyadari
perbuatan mereka. Mereka selama ini telah jahat kepada Fitri. Sedangkan Fitri
baik sekali kepada mereka. Maka mereka pun meminta maaf kepada Fitri.
Iren : “May, Ri, kayaknya kita dah keterlaluan deh
ama Fitri, padahal Fitri baik banget ama kita”
Riri : “iya, aku nggak nyangka, Fitri ternyata
membalas perbuatan kita dengan kebaikan”
Maya : “iya, aku jadi nyesel banget dah jahat ama
dia”
Iren : “sekarang kita minta maaf aja yuk”
MR : “yuk”
Iren : “Fitri, kami minta maaf ya atas semua
perbuatan kami sama kamu, dan sama kamu juga, Shila, Karin
Maya : “maafin kami ya, kami ngaku salah”
Riri : “iya, kami janji nggak bakalan ngulanginya
lagi”
Fitri : “iya, aku dah maafin kalian kok”
Maya : “kalau kalian Shila? Karin?”
Shila : “aku udh maafin kok”
Karin : “iya, aku juga”
Iren : “makasih ya, kalian mau kan jadi teman kami?”
FSK : “tentu aja mau”
Mereka pun akhirnya menjadi sahabat yang
tidak dapat terpisahkan. Pesan moral yang terkandung dalam cerita ini yaitu
“balaslah kejahatan dengan kebaikan maka itu akan membuat awal yang baik”…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar