Minggu, 15 Maret 2015

Menguji Sifat Larutan dengan Indikator





Menguji Sifat Larutan dengan Indikator

I. Tujuan
Memperkirakan pH berbagai larutan dengan menggunakan indikator.

II. Teori Dasar
Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya berubah bergantung pada pH larutan. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam memiliki pH < 7, larutan netral memiliki pH = 7, dan larutan basa memiliki pH > 7.
Semua indikator asam-basa merupakan asam lemah atau basa lemah yang dapat memperlihatkan perbedaan warna di dalam larutan asam atau basa. Trayek atau daerah perubahan warna adalah daerah batas pH yang merupakan daerah transisi perubahan warna. Indikatopr yang berbeda memiliki trayek perubahan warna yang berbeda.
Ø  Identifikasi dengan Kertas Lakmus
     Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus,yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Larutan lakmus akan berwarna merah pada pH < 5,5 dan erwarna biru pada pH > 8. Pada larutan dengan pH 5,5 – 8, warna lakmus merupakan kombinasi antara warna merah dan biru. Jadi, bisa dikatakan trayek perubahan warna lakmus adalah antara pH = 5,5 dan pH = 8. Jadi sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Lakmus merah
     Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b.      Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c.       Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Ø  Menentukan pH Suatu Larutan
Sebuah indikator biasanya hanya menunjukan sebuah rentang pH tertentu dan tidak menunjukan sebuah nilah pH yang pasti. Karenanya, diperlukan indikator lai untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut ini adalah rentang pH dari beberapa indikator.
No
Indikator
Trayek Perubahan Warna
Perubahan Warna
1
Metil Jingga
2,9 – 4,0
Merah – Kuning
2
Metil Merah
4,2 – 6,3
Merah – Kuning
3
Bromotimol Biru
6,0 – 7,6
Kuning – Biru
4
Fenolftalein
8,3 – 10
Tidak berwarna – Merah


III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
B. Bahan
1. Air suling
2. CH3COOH
3. Air hujan
4. Alkohol
5. Air gula
6. HCl
7. Air sabun
8. NaOH
9. NaCl
10. CaCO3
11. Na2CO3

IV. Cara Kerja
1. Masukkan larutan ke dalam plat tetes kira kira 4 tetes.
2. Celupkan kertas indikator lakmus merah dan biru ke dalam larutan. Amati perubahan warnanya. Periksa dan catat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
3. Tambahkan 3 tetes indikator metil jingga. Amati perubahan warnanya. Periksa dan catat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator.
4. Lakukan dengan indikator caiir lainnya (metil merah, pp dan BTB)
5. Dengan menggabungkan hasil pencatatan pH tiap indikator, perkiraan harga pH masing masing larutan tersebut.

V. Hasil Pengamatan
No
Larutan
Perubahan Warna pada Larutan
Perkiraan pH
Lakmus Merah
Lakmus Biru
BTB
Metil Jingga
Metil Merah
PP
1.
Air Suling
Merah
Biru
Biru
Orange
Kuning
Bening
7
2.
CH3COOH
Merah
Merah
Biru
Orange tua
Pink
Bening
4
3.
Air Hujan
Merah
Biru
Biru tua
Orange
Kuning
Bening
7
4.
Alkohol
Merah
Biru
Biru muda
Orange muda
Orange
Bening
7
5.
Air gula
Merah
Biru
Biru tua
Orange
Kuning
Bening
7
6.
HCl
Merah
Merah
Biru
Merah darah
Pink
Bening
1
7.
Air sabun
Biru
Biru
Biru muda
Orange
Kuning
Bening
8
8.
NaOH
Biru
Biru
Biru
Orange
Kuning
Ungu
13
9.
NaCl
Merah
Biru
Biru
Orange muda
Kuning
Bening
7
10.
CaCO3
Merah
Biru
Biru
Orange
Kuning
Bening
7
11.
Na2CO3
Biru
Biru
Biru
Orange
Kuning
Ungu
11
VI. Pertanyaan

1. Kelompokkan zat cair/ larutan yang diuji tersebut ke dalam
a. Larutan asam
HCL, CH3COOH
b. Larutan netral
Air suling, air hujan, alkohol, air gula, NaCl, CaCO3
c. Larutan Basa
NaCO3, air sabun, NaOH

2. Kelompokkan zat yang anda uji tersebut berdasarkan ketepatan pemakaian indikator (gabungan atau tunggal)
a. Lakmus biru, HCl
Tidak terjadi perubahan warna : Air suling, air hujan, alkohol, air gula, NaCl, CaCO3, Na2CO3, air sabun, NaOH
b. Lakmus merah
Perubahan warna ke biru : Na2CO3, air sabun, NaOH
Tidak terjadi perubahan warna : Air suling, air hujan, alkohol, air gula, NaCl, CaCO3
c. Metil Jingga
Perubahan warna ke merah : HCl
Perubahan warna ke orange : air suling, air hujan, air gula, air sabun, NaOH, CaCO3, Na2CO3
Perubahan warna ke orange tua : CH3COOH
Perubahan warna ke orange muda : NaCl, alkohol
d. Metil merah
Perubahan warna ke kuning : air suling, air hujan, air gula, air sabun, NaOH, NaCl, CaCO3, Na2CO3
Perubahan warna ke merah muda : CH3COOH, HCl
Perubahan warna ke orange : alkohol
e. BTB (Brom Timol Blue)
Perubahan warna ke biru tua : Air hujan, air gula,
Perubahan warna ke biru : air suling, CH3COOH, HCl, NaOH, NaCl, CaCO3, Na2CO3
f. PP (Fenilftalein)
Perubahan warna ke merah merah keunguan : NaOH, Na2CO3

3. Jelaskan bagaimana memilih larutan yang tepat untuk menentukan pH suatu larutan 
Jika kita ingin menentukan sifat larutan dengan tepat, kita hanya memerlukan indikator berupa kertas lakmus merah dan biru. Tapi jika diinginkan nilai pH yang akurat maka sebaiknya beberapa indikator cair seperti metil merah (MM) ban Brom Timol Biru (BTB). Pengamatan yg benar akan memberikan perkiraan pH yang benar pula.

VII. Kesimpulan
Untuk menentukan pH larutan diperlukan beberapa indikator. Setiap indikator memiliki trayek pH tersendiri. Dan trayek pH ini kita bisa menentukan batasan nilai pH dalam larutan yang diuji. Dari praktikum ini diketahui bahwa HCl dan CH3COOH bersifat asam. Sedangkan Na2CO3, air sabun dan NaOH bersifat Basa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar